jeeptoto alternatif,biaya membuat situs judi slot,jeeptoto alternatifJakarta, CNN Indonesia--
Serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreamsmenjadi proyek besar terbaruJoko Anwar usai mengerjakan sederet film horor hit beberapa tahun terakhir.
Ia bersama kru Come and See Pictures selaku studio produksi berjibaku mewujudkan proyek itu dengan berbagai cara dan siasat, seperti saat menggarap efek visual.
Lihat Juga :Sinopsis Serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joko kemudian membeberkan berbagai usaha kru ketika membangun latar cerita untuk masing-masing episode. Dalam episode 6, Hypnotized, kru mendirikan menara setinggi 30 meter demi mewujudkan adegan Fachri Albar bergelantung pada salah satu adegan.
Kemudian, untuk episode The Encounter yang dibintangi Lukman Sardi, mereka juga tidak mengandalkan efek CGI. Kru menyulap suatu wilayah menjadi seperti Kampung Nelayan di kawasan Jakarta Utara.
Untuk episode The Encounter yang dibintangi Lukman Sardi, kru juga tidak mengandalkan efek CGI. Kru menyulap suatu wilayah menjadi seperti Kampung Nelayan di kawasan Jakarta Utara. (Netflix/Yusuf Yudo) |
Untuk menciptakan permukiman yang identik, mereka bahkan rela mengirim 14 truk berisi kerang dari Muara Angke untuk disebar di lokasi syuting.
Pilihan RedaksiSiksa Kubur Pamit dari Bioskop di Angka 4 Juta PenontonJoko Anwar Pamer 7 Judul Episode Serial Nightmares and DaydreamsJoko Anwar Blak-blakan soal Alasan Pamit Sejenak dari Proyek Horor
|
"Untuk episode The Encounter yang di Kampung Nelayan, itu bikin [set]. Kami bangun dan kami membawa dari Muara Angke, 14 truk kerang yang kami sebar," ujar Joko Anwar.
"Karena Kampung Nelayan Kerang itu tanahnya dari kerang, kalau itu bukan kerang enggak autentik. Kami bawa 14 truk kerang, itu untuk menciptakan keaslian," lanjutnya.
Usaha menciptakan keaslian di setiap latar tidak hanya ditempuh dengan membangun set. Sebagian episode juga mengambil latar di lokasi sungguhan, seperti The Orphan.
Episode itu menampilkan Nirina Zubir dan Yoga Pratama sebagai suami istri yang tinggal di TPST Bantargebang. Untuk mewujudkan cerita itu, Joko Anwar memutuskan untuk syuting di kawasan pengolahan sampah tersebut.
Serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams menjadi proyek besar terbaru Joko Anwar usai mengerjakan sederet film horor hit beberapa tahun terakhir. (Courtesy of Netflix) |
Kru dan pemeran lantas harus berjerih payah karena berbagai tantangan, seperti syuting yang jauh dari kata higienis hingga dituntut untuk tahan dengan bau sampah yang sulit hilang.
"Bahkan, Nirina dan Yoga Pratama syuting di Bantar Gerbang itu kan riil. Itu kalau misal lagi syuting dan break karena hujan, keluar semua itu belatung dan apa segala macam dan naik-naik ke badan mereka," ujar Joko Anwar.
"Makanya kami punya rasa hormat sama mereka yang bekerja di Bantargebang karena baunya sampai tiga minggu menempel di kami," lanjut Joko.
Berbagai usaha dan siasat itu terbayar setelah Joko Anwar's Nightmares and Daydreams akhirnya rampung digarap dan rilis di Netflix. Serial itu digarap Joko Anwar sebagai kreator.
Lihat Juga :5 Hal Menarik Nightmares and Daydreams, Usung Sci-Fi Supernatural |
Joko Anwar turut menjadi sutradara beberapa episode, tetapi sejumlah episode lain juga digarap oleh Ray Pakpahan, Tommy Dewo, dan Randolph Zaini.
Nightmares and Daydreams dibintangi sederet aktor hit Indonesia, seperti Ario Bayu, Yati Surachman, Faradina Mufti, Nirina Zubir, Yoga Pratama, hingga Faqih Alaydrus.
Kemudian, Marissa Anita, Restu Sinaga, Lukman Sardi, Happy Salma, Kiki Narendra, Muzakki Ramdhan, Sita Nursanti, Fachry Albar, Poppy Sovia, Asmara Abigail, hingga Niken Anjani juga bergabung sebagai pemeran.
Joko Anwar's Nightmares and Daydreams tayang di Netflix pada 14 Juni 2024.
[Gambas:Youtube]
(frl/end)