semar4d login

2024-10-06 16:29:59  Source:semar4d login   

semar4d login,ciputra88 login,semar4d login

JPNN.com » Ekonomi » Pasar » Skandal Demurrage Bukti Bapanas-Bulog Gagal Wujudkan Ketahanan Pangan

Skandal Demurrage Bukti Bapanas-Bulog Gagal Wujudkan Ketahanan Pangan

Kamis, 08 Agustus 2024 – 11:17 WIB Skandal Demurrage Bukti Bapanas-Bulog Gagal Wujudkan Ketahanan PanganFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comDirektur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi mengatakan harga beras kadang naik, kemudian normal kembali. Ilustrasi: Ricardo/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Hendry Saragih menegaskan bahwa skandal demurrage impor beras sebesar Rp 294,5 miliar yang menyeret Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi merupakan bukti kegagalan Bapanas-Bulog mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Hendry begitu ia disapa memaparkan bahwa kegagalan itu ditunjukkan lantaran pascamencuatnya skandal demurrage, harga beras mendadak menjadi mahal dan nilai impor naik hingga mencapai 6 juta ton pada 2024.

“Saya katakan (karena demurrage) pemerintah Jokowi gagal. Sejak awal dia pemerintah kan bilang mau stop impor beras, kenapa sekarang di akhir masa jabatannya, menjadi impor beras terakhir. Tahun ini (impor beras) mencapai 6 juta ton,” kata dia, Kamis (8/8).

Baca Juga:
  • Skandal Demurrage Beras Impor Bulog-Bapanas Persoalan Hajat Rakyat

Hendry meyakini, pasca mencuatnya skandal demurrage sebesar Rp 294,5 miliar maka impor beras sebaiknya tidak usah lagi dilakukan.

Terlebih, kata Hendry, setiap pemerintah melakukan impor beras selalu menimbulkan persoalan panjang.

“Ya kalau kita, yang pasti, impor beras tidak perlu ada. Karena persoalan impor inikan panjang (seperti demurrage),” tegas dia.

Baca Juga:
  • Skandal Demurrage Impor Beras Dinilai Kental Aroma Manipulasi dan Korupsi

Hendry menambahkan, daripada terus melakukan impor beras maka sebaiknya pemerintah dapat fokus melakukan penyerapan gabah petani. Impor beras, lanjut dia, amat sangat merugikan petani Indonesia.

“Mendatangkan beras dari luar negeri, potensi untuk masalah administrasi, kualitas, tentunya merugikan ekonomi nasional, baik petani maupun devisa negara. Lebih baik fokus pada penyerapan gabah,” tandasnya.

Read more