bigklik login

2024-10-07 05:01:58  Source:bigklik login   

bigklik login,pmmc monitoring pergerakan kapal selat sunda,bigklik login

JPNN.com » Nasional » Filep Wamafma: Penegak Hukum Jangan Tutup Mata Atas Masalah CSR BP Tangguh

Filep Wamafma: Penegak Hukum Jangan Tutup Mata Atas Masalah CSR BP Tangguh

Rabu, 19 Juni 2024 – 12:14 WIB Filep Wamafma: Penegak Hukum Jangan Tutup Mata Atas Masalah CSR BP TangguhFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comWakil Ketua Komite I DPD RI Dr. Filep Wamafma. Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Publik belakangan ini mulai mempertanyakan sejumlah program BP LNG Tangguh.

Sorotan tajam tertuju pada program-program yang didanai dari CSR dan merupakan bagian cost recovery yang berhulu pada Dana Bagi Hasil (DBH), misalnya sejumlah PT Subitu di Bintuni.

Terkait persoalan ini, senator Filep Wamafma angkat bicara dan membuka kembali hasil advokasinya.

Baca Juga:
  • Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Penyimpangan CSR, Ketua MPR RI Bakal Kunjungi BP Tangguh Teluk Bintuni

“Beberapa tahun yang lalu, kurang lebih satu tahun, saya bekerja keras mengadvokasi masyarakat adat Bintuni, terkait hak-hak dasar mereka yang menurut saya tidak mereka peroleh dari beroperasinya LNG Tangguh. Saya menemukan bahwa transparansi penggunaan dana CSR sebagai cost recovery di LNG Tangguh tidak dapat dipertanggungjawabkan secara profesional, khususnya kalau kita bicara soal Subitu,” ujar Filep Wamafma kepada wartawan, Rabu (19/6/2024).

Ribut-ribut soal Subitu ini, menurut Filep, dirinya sudah menemukan fakta di lapangan yang saya rasa justru berbanding terbalik dengan klaim BP Tangguh.

Dalam komitmen AMDAL, kata dia, terdapat kesepakatan terkait pemberdayaan ekonomi masyarakat asli Bintuni lewat pendirian 4 perusahaan berbendera Subitu yaitu Subitu Karya Busana (SKB), Subitu Inti Konsultan (SIK), Subitu Karya Teknik (SKT) dan Subitu Trans Maritim (STM).

Baca Juga:
  • Senator Filep: Wapres Perlu Mengecek ke Lapangan Soal Klaim BP Tangguh

“Semua Subitu ini menyedot anggaran cukup besar, melibatkan banyak mitra kerja seperti Unipa, Ikopin, Pupuk, Yayasan Satu Nama, Yayasan Matsushita. Peresmian dan promosinya diselenggarakan secara besar-besaran, tetapi apakah hasilnya sepadan?” tanya Filep.

Senator Papua Barat bahkan mengklaim memiliki data yang cukup lengkap terkait keberadaan Subitu. Ia pun menyebutkan bahwa terdapat tiga persoalan mendasar berkaitan dengan masalah Subitu ini.

Read more